Pergerakan Harga DINAR EMAS - IDR/USD

Pergerakan Harga DINAR EMAS - IDR/USD

Alasan Fundamental Untuk Memilih Dinar…

1. Dinar Emas adalah uang yang digunakan Rasullullah s.a.w. tidak hanya untuk jual beli, tetapi juga untuk penerapan syariah itu sendiri.
a. Nisab zakat yang diukur dengan 20 dinar atau 200 dirham.
b. Batasan hukuman potong tangan bagi pencuri batasannya adalah nisab pencuri 0.25 dinar
c. Diyat atau uang darah (dibebaskan dari hukum qisas (dibunuh) yang besarnya 1000 dinar.
Lantas bagaimana kita bisa tahu seseorang wajib zakat atau malah sebaliknya berhak menerima zakat kalau ukurannya yang berupa Dinar / Dirham saja kita tidak mengenalnya?
2. Fakta di dunia modern ini bahwa uang kertas tidak akan bertahan terlalu lama. Semua uang kertas yang ada di dunia modern ini, tidak ada satupun yang membuktikan dirinya survive dalam 100 tahun saja. Bisa terjadi uangnya masih ada, tetapi daya belinya sangat jauh berbeda dalam rentang waktu tersebut.
Padahal di sisi lain ada uang yang daya belinya terbukti tetap lebih dari 1400 th, yaitu Dinar (emas). Di jaman Rasullullah s.a.w., 1 dinar cukup untuk membeli 1 ekor kambing, saat ini pun 1 dinar bisa untuk membeli 1 ekor kambing yang baik di Jakarta ...
Selengkapnya .....

Grafik Harga Emas Harian - Mingguan - Bulanan –Tahunan

Jumat, 30 April 2010

Apa Yang Terjadi Bila Satu Mata Uang Jatuh...?

Written by Muhaimin Iqbal
Friday, 30 April 2010 07:38
Sekitar tiga belas tahun lalu di awal 1997 serentetan krisis dalam skala regional bermula di Thailand. Di awali dengan hengkangnya para investor karena penurunan pertumbuhan ekonomi negeri itu, krisis kemudian diperburuk dengan ulah spekulator mata uang sampai-sampai bank sentral Thailand harus menguras sampai 90% dari cadangan devisanya hanya untuk mempertahankan nilai tukar uang Baht-nya.

Cilakanya, krisis ini tidak berhenti di Thailand. Negara-negara tetangganya segera tertular dan bahkan yang terparah dan paling sulit sembuhnya adalah negeri kita. Pada puncak krisis nilai uang kertas kita pernah tinggal kurang lebih seperenamnya dari nilai sebelum krisis (Akhir 1996 US$ 1 = Rp 2,350 ; Juli 1998 US$ 1 = Rp 14,000) bila dibandingkan dengan US Dollar. Padahal di negeri dimana krisis berawal; uangnya hanya mengalami koreksi 61 % saja ( Akhir 1996 US$ 1 = Baht 25.50 ; Juli 1998 US$ 1 = Baht 41.12).

Pelajaran pertama yang kita ambil dari krisis 1997/1998 tersebut adalah bahwa krisis financial bersifat sangat menular karena kelemahan system financial global saat ini. Pelajaran keduanya adalah negara-negara yang tertular oleh krisis finansial, bisa menjadi korban yang bahkan lebih parah dari negara yang mengalami krisis yang pertama.

Kini tigabelas tahun kemudian, kita melihat proses penularan krisis berulang. Belum juga dunia sembuh oleh menularnya krisis di Amerika dua tahun lalu, krisis sejenis sekarang siap mewabah di Eropa. Yunani yang menjadi pemicu pertamanya, per kemarin hutang pemerintahnya sudah jatuh ke nilai terendah pada tingkat Junk (sampah !). Krisis Yunani sudah menulari Portugal, Spanyol dan bisa jadi akan segera pula menular ke negara-negara lain.

Pada setiap krisis tersebut; uang kertas selalu hancur di negara-negara yang terkena krisis. Setiap kali pula uang kertas hancur, pelarian utama yang paling mudah bagi masyarakat yang ingin menyelamatkan assetnya adalah ke emas. Tidak heran bila harga emas justru melonjak pada setiap krisis terjadi; pertama karena daya beli uang kertas yang dipakainya menurun, kedua karena dorongan naiknya permintaan.

Sebelum krisis melanda negeri ini 1997/1998; harga emas di Indonesia pada awal 1997 hanya di kisaran Rp 23,400 / gram; di puncak krisis 1998 emas berada pada kisaran harga Rp 147,000/ gram. Meskipun akhirnya sempat membaik ke kisaran angka Rp 65,000-an akhir 1999/awal 2000; perlahan namun pasti harga emas menjulang sampai Rp 340,000/ gram kini. Harga emas saat ini sudah lebih dari 5 kalinya bila dibandingkan harga emas paska krisis, dan 14.5 kalinya dibandingkan harga emas sebelum krisis!.
Read More ....

Kamis, 22 April 2010

G 20 Gold Reserve : Siapa Yang Lebih Pinter Dalam Permainan Ini ?

Written by Muhaimin Iqbal
Friday, 23 April 2010 07:35
Bagaimana Argentina yang mengalami krisis 2001, berhasil merecover posisi cadangan emasnya bahkan menjadi lebih tinggi dari cadangan semula di tahun 2004. Meksiko juga demikian, setelah mengalami trend penurunan sejak 2000 – akhirnya berhasil memulihkan cadangannya dalam dua tahun terakhir.

Lha negeri kita, malah mengalami penurunan cadangan emasnya-nya secara significant (sekitar 24 % dari cadangan sebelumnya) sejak akhir 2006 dan belum nampak upaya untuk memulihkannya – setidaknya berdasarkan data yang disajikan World Gold Council terakhir ini.

Sekelompok negara, secara sangat jelas memiliki trend yang rasio cadangan emasnya naik. Negara-negara tersebut adalah Amerika Serikat, Germany, Italy, Perancis dan negara-negara Uni Eropa secara umum.

Sementara itu negara-negara lain dalam kelompok G 20 – termasuk Indonesia memiliki trend yang menurun atau paling banter tetap. Apa makna dari ini semua ?.

Negara-negara barat yang mengkampanyekan emas jangan dijadikan uang – bahkan dalam salah satu pasal di Article of Agreement of IMF (Article IV, Section 2. B), digunakan sebagai referensi nilai tukar saja tidak boleh – ternyata mereka malah membangun atau setidaknya mengendalikan cadangan emasnya dari waktu kewaktu.

Sementara itu, negeri-negeri yang polos begitu saja mengikuti kampanye anti emas ini tanpa menyadari bahwa cadangan emas mereka menurun secara kwantitas maupun secara rasio dari waktu kewaktu. READ MORE ....

Selasa, 20 April 2010

What To Do Ketika Rupiah Perkasa…?

Written by Muhaimin Iqbal
Wednesday, 21 April 2010 07:39


Bagus kah keperkasaan Rupiah ini bagi kita ?; secara umum tentu bagus karena penghasilan kita yang rata-rata dalam Rupiah memiliki daya beli yang lebih baik. Apalagi mengingat berbagai kebutuhan kita seperti bahan pangan, susu, pakaian, komputer, mobil, dlsb. sebagiannya masih harus diimpor.

Hanya saja Rupiah yang terlalu kuat bila berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama, dapat menurunkan daya saing produk-produk ekspor kita. Jadi para otoritas moneter dan perdagangan negeri ini kudu waspada – agar Rupiah tetap perkasa namun tidak sampai menurunkan kemampuan kita untuk menghasilkan devisa.

Lantas apa yang perlu kita lakukan selagi Rupiah perkasa seperti sekarang ini ?
. Untuk skala individu, inilah waktu yang baik untuk mengamankan jerih payah kita dalam bentuk benda riil seperti emas/Dinar, mesin-mesin produksi, stok barang dagangan, stok bibit ternak (yang sebagiannya sekarang masih impor) dan lain sebagainya.

Mengapa cadangan emas ini penting ?; karena semakin besar cadangan emas kita terhadap Total Reserves, semakin stabil daya beli uang kita – semakin aman dari guncangan nilai mata uang seperti yang pernah kita alami secara berulang kali dalam 40 tahun terakhir.

Bila hal ini dilakukan oleh negeri ini, insyaAllah ini menjadi “hasil panenan yang dipertahankan di bulirnya” seperti yang dicontohkan oleh Nabi Yusuf A.S. dalam Al-Qur’an ketika menyiapkan rakyatnya untuk menghadapi paceklik panjang. Paceklik panjang di zaman modern ini bisa terjadi melalui hancurnya nilai mata uang seperti yang pernah kita alami tahun 1997/1998.
READ MORE .....

Rabu, 14 April 2010

Perkiraan Harga Emas Versi National Inflation Association (NIA)

Written by Muhaimin Iqbal
Wednesday, 14 April 2010 11:17
Gold  Price Trend in US$, GBP and EUR

The National Inflation Association (NIA) adalah organisasi yang didedikasikan untuk mempersiapkan warga Amerika dalam menghadapi hyperinflasi. Targetnya bukan hanya mampu bertahan (survive) tetapi sedapat mungkin juga tetap makmur ketika hyperinflasi terjadi.

Saat ini Amerika terlibat dalam hutang yang nilainya tidak kurang dari US$ 12 trilyun; disamping memiliki kewajiban yang tidak ada dananya (unfunded liability) sebesar US$ 55 trilyun.

Dengan commitment bailout US$ 11.8 trilyun dan sudah direalisir US$ 3.6 trilyun; maka para pendiri NIA ini yakin Amerika akan segera bangkrut.

Ada tiga pilihan investasi yang menurut NIA harus dilakukan oleh warga negara Amerika untuk selamat dan bahkan tetap makmur meskipun hyperinflasi melanda. Ketiga investasi ini meliputi segala sesuatu yang terkait dengan emas, perak dan pertanian dalam arti luas (termasuk perikanan, peternakan, kehutanan dlsb)

READ MORE .....